Cina Menurut Cina
IDENTITAS
BUKU
Judul :
Imlek Tanpa Gus Dur
Penulis : Lan Fang
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun
Terbit : 2012
Tebal
Buku : vi + 112 halaman
ISI
BUKU
Imlek Tanpa Gus Dur. Begitulah Lan Fang memberi judul buku ini. Sebenarnya
buku ini merupakan kumpulan tulisan refleksi yang ditulis Lan Fang. Buku ini
membicarakan banyak hal, mulai dari seni, budaya, sastra, sosial, moral,
politik hingga persoalan yang membahas tentang perkembangan dan hiruk-pikuk
warga keturunan Cina di Indonesia. Namun perlu diakui, “Imlek Tanpa Gus Dur”
merupakan tulisan yang paling menarik untuk dibaca.
Tak bisa dipungkiri, Gus Dur memang sosok yang sangat berarti bagi warga
Cina di Indonesia. Berkat beliau keterbatasan ruang bagi warga Cina Indonesia untuk
berekspresi dapat ditiadakan. Seperti kita ketahui, Presiden kedua Republik
Indonesia, Soeharto, pernah membatasi kebebasan warga Cina di Indonesia dengan
Inpres 14/ 1967
Bukan hanya itu, Gus Dur memberikan penghormatan kepada warga Cina
di Indonesia dengan meliburkan secara nasional pada Hari Perayaan Imlek melalui Kepres 19/ 2002. Dalam
tulisannya ini Lan Fang benar-benar mengekspresikan kegembiraan–yang mungkin
mewakili seluruh warga Cina di Indonesia- tentang keputusan Gus Dur tersebut.
Dengan lahirnya buku ini, nampaknya Lan Fang ingin menggugah
pembaca agar lebih melirik kepada warga Cina di Indonesia. Dia bercerita
tentang perkembangan, kesulitan dan semangat kehidupan sastra, sosial, ekonomi
dan politik warga Cina di Indonesia. Lan Fang telah berjuang sangat keras dalam
memikat hati penulis terkait dengan warga Cina Indonesia.
KELEBIHAN
Buku ini menceritakan secara ringkas seputar kisah-kisah menarik
tentang kehidupan sehari-hari, social, politik, ekonomi, sastra, seni dan
budaya. Bukan saja melulu menceritakan tentang warga Cina di Indonesia, tapi
juga menceritakan tentang perkembangan Indonesia –walau tidak terperinci
Yang menarik, Lan Fang mengemukakan motivasi tentang adat dan adab
menulis pada bab pertama. Hal ini menunjukan bahwa Lan Fang ingin menghidupkan
kembali budaya tulis baca di Bumi Pertiwi, Indonesia. Selain itu, Lan Fang
sangat peduli dengan masa depan bahasa daerah di Indonesia –khususnya bahasa
Jawa. Secara khusus Lan Fang menulis tentang penggunaan bahasa daerah –yakni
bahasa jawa. Tulisannya yang berjudul what is bahasa daerah telah
menampar penulis sebagai putra bangsa Indonesia pewaris budaya negeri ini.
KEKURANGAN
Sangat
disayangkankan, buku sebagus “Imlek Tanpa Gus Dur” hanya terdiri dari daftar
isi dan tulisan-tulisan refleksi. Tidak seperti buku lain, buku ini sedikitpun
tidak memuat pengantar, biografi penulis dan deskripsi singkat tentang buku.
Padahal penulis pribadi sangat berharap dapat mengenal Lan Fang lebih jauh
–walau hanya melalui biografi.
Komentar
Posting Komentar