Media Massa: Upaya Melawan Ghazwul Fikri
Oleh: Yudi
SEtiadi[1]
Persatuan dan rasa persaudaraan umat
Islam yang sangat kuat membuat Islam tidak dapat dikalahkan dalam perang fisik.
Bukan itu saja, hal utama yang menjadi titik kekutan Islam adalah keyakinan
yang mendalam terhadap ajaran Islam dan kecintaannya terhadap Allah Swt. dan Rasul-Nya.
semua itu terbukti dari beberapa perang yang dilakukan umat muslimin mulai dari
Perang Badar hingga Perang Salib.
Kekuatan Islam yang tidak dapat
dihadapi oleh musuh, membuat musuh Islam menjadi geram. Segala cara dilakukan
seperti penghinaan, pemboikotan, ancaman hingga penyerangan fisik dalam jumlah
besar. Tapi atas berkat rahmat dan izin Allah Swt. semua itu dapat dihadapi
kaum muslim.
Puncak dari kegeraman musuh Islam
terjadi ketika kaum muslimin memukul mundur pasukan Perang Salib. Kekalahan
tersebut membuat musuh berpikir ekstra keras untuk menyusun kembali strategi.
Didorong kedengkian yang tekun, akhirnya musuh Islam mendapatkan strategi yang
jitu yakni dengan perang pemikiran.
Perang pemikiran (Ghazwul Fikri)
sifatnya berbeda dengan perang fisik. Jika pada perang fisik musuh menggunakan
senjata untuk menyerang umat Islam, perang
pemikiran (Ghazwul Fikri) menggunakan logika dan ilmu pengetahuan untuk
menyerang umat Islam. Dengan perang pemikiran (Ghazwul Fikri) mereka
mengacak-acak aqidah umat muslim dan membuat aqidah umat muslim ragu.
Adapun tehnis pelaksanaan perang
pemikiran (Ghazwul Fikri) tersebut, mereka melakukannya dengan segala cara
diantaranya, menebar keragu-raguan dibenak dan pikiran umat Islam terhadap
ajaran agama Islam, memprovokasi umat Islam untuk meenerapkan nalar kritis
terhadap aqidah Islam, membumikan pola hidup sekuler dan liberalisme di
kalangan Islam, mengubur etik moral Islam di altar kehidupan umat Islam,
menggiring umat Islam untuk menyibukan diri mereka dengan urusan dunia, jauh
dari ajaran Islam.[2]
Berbagai cara yang dilakukan oleh
musuh Islam dalam menjalankan perang pemikiran (Ghazwul Fikri), salah satu yang
paling efektif adalah melalui media massa. Dewasa ini, kekuatan-kekuatan media
massa sebagian besar dimiliki oleh musuh-musuh Islam. Mereka menguasai informasi dari berbagai sudut. Hal itu
diakrenakan keunggulan sitem, tehnik dan media informasi yang tersebar luas di
dunia.
Peran media massa dalam pembuatan
opini publik sangatlah efektif. Dengan mudah sebagian besar penikmat media
massa dapat menyerap informasi yang belum tentu kebenarannya. Seringkali isi
berita memojokkan uamt Islam bahkan yang paling parah mereka memelintir isi
berita.
Allah Swt. berfirman dalam surat al
Hujurat ayat enam yang artinya, “Wahai orang-orang yang Beriman, apabila
datang seorang fasiq dengan membawa suatu informasi maka periksalah dengan
teliti agar kalian tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum karena suatu kebodohan,
sehingga kalian menyesali perbuatan yang telah kalian lakukan (al-Hujurat:6)
Turunnya ayat ini untuk mengajarkan kepada
kaum muslimin agar berhati-hati dalam menerima berita dan informasi. Sebab
informasi sangat menentukan mekanisme pengambilan keputusan, dan bahkan entitas
keputusan itu sendiri. Keputusan yang salah akan menyebabkan semua pihak merasa
menyesal. Pihak pembuat keputusan merasa menyesal karena keputusannya itu
menyebabkan dirinya mendhalimi orang lain. Pihak yang menjadi korban pun tak
kalah sengsaranya mendapatkan perlakuan yang dhalim. Maka jika ada informasi
yang berasal dari seseorang yang integritas kepribadiannya diragukan harus
diperiksa terlebih dahulu.
Dewasa ini, musuh-musuh Islam telah
menguasai sebagian besar link media massa utama di dunia, mencakup
kantor-kantor berita terkemukan di dunia (news agency), surat kabar (press)
dan jaringan TV/radio, industri sinema dan program TV, serta industri
percetakan, penerbitan (publishing) dan penyaluran.[3]
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa media massa memiliki
peranan penting dalam membentuk opini publik. Hal tersebut memaksa umat Islam
untuk terjun langsung ke ranah media massa. Dengan media massa, umat Islam
dapat memberikan informasi-informasi positif serta mengklarifikasi
tuduhan-tuduhan miring tentang Islam.
Komentar
Posting Komentar