Langsung ke konten utama

Ramadhan: Bulan yang mahal.


Tulisan ini terinspirasi dari sebuah karya Asma Nadia di kolom Resonansi, Republika Online. Tulisannya diposting pada Sabtu, 11 Juni 2016 pukul 06.00 dengan judul "Bagaimana Puasa Kita?". Silahkan kunjungi sumber disini.

SEKILAS RESONANSI
Kolom resonansi, republika biasanya diisi oleh beberapa orang diantaranya Asma Nadia, Ahmad Syafi'i Ma'arif, Azumardi Azra, Ikhwanul Kiram Mashuri, Nasihin Masha -dan mungkin masih banyak lainnya.

Saya banyak mendapat inspirasi dari kolom tersebut berupa gaya tulisan, kosa kata, struktur tulisan dan masih banyak lagi. Semua penulis di kolom itu memiliki kekuatan tulisan masing-masing. Semoga suatu saat saya bisa mengulas kekuatan tulisan mereka.

Tulisan kali ini akan membahas tentang "Ramadhan dan mahalnya biaya konsumsi Muslim Indonesia." Seperti yang telah disinggung- tulisan ini terinsirasi oleh tulisan Asma Nadia.

RAMADHAN DAN TINGKAT KONSUMTIF
Ramadhan seyogyanya menjadi bulan latihan bagi umat Muslim. Bulan ini melatih pemeluk agama Islam untuk dapat merasakan dan menahan lapar, minum serta menekan nafsu-nafsu lainnya.

Tujuan ibadah ini -salah satunya- yakni agar semua orang dapat merasakan sulitnya menjadi orang-orang yang tidak berkecukupan. Dengan begitu, diharapkan muslim satu dapat berbagi kebahagiaan dengan sesuap nasi atau apapun yang mereka miliki kepada sesama saudaranya. "Tidak beriman seseorang sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri,"

Namun, dalam tulisannya, Asma Nadia berkomentar bahwa, "Ramadhan menjadi bulan yang mahal,". Hal ini disebabkan meningkatnya sikap konsumtif sebagian besar muslim yang ada di Indonesia. Seharusnya hal ini tidak terjadi mengingat di bulan Ramadhan semua muslim -yang berpuasa- tidak mendapatkan jatah makan siangnya. Konsekuensinya, pengeluaran berkurang. Namun bagaimana bisa tingkat konsumtif muslim di Indonesia meningkat?

Paradok memang. Tapi ini adalah sebuah realita yang tidak bisa dipungkiri lagi. Ini adalah sebuah kenyataan yang mesti direnungkan dan dikoreksi oleh semua pihak terkait.

Hal ini mungkin terjadi karena  banyak faktor, diantaranya santapan berbuka yang berlebih, harga bahan-bahan pokok naik, keinginan untuk membeli barang-barang baru dan bagus untuk kepentingan Hari Raya, dan masih banyak lagi. Selain itu, jika ada buka bersama (Bukber) kawan kerabat, keluarga dan kenalan lainnya, tentu pengeluaran kemungkinan besar akan meningkat lagi. Dan banyak lagi yang bisa kita semua koreksi. Intinya Ramadhan menjadi mahal.

RAMADHAN MEMANG MAHAL
Sebagai kacamata penyeimbang, saya akan sedikit berpendapat tentang Ramadhan dan harganya yang mahal.

Ramadhan memang bulan yang mahal. Hal ini disebabkan banyaknya keistimewaan yang terdapat dalam bulan ini dan tidak terdapat di bulan-bulan selainnya. Diantara keistimewaannya yakni, pertama ramadhan adalah bulan diturunkannya al-qur'an, kitab suci umat islam dan petunjuk seluruh manusia. Kedua, Bulan latihan menuju ketakwaan.

Selanjutnya, ketiga, bulan ramadhan adalah bulan dilipatgandakan amalan-amalan baik. Keempat, bulan ramadhan disinggahi oleh Lail al-Qadr. Kelima, pintu-pintu surga terbuka dan pintu neraka ditutup.

Selain kelima keistimewaan mahal di atas masih banyak keistimewaan Ramadhan lainnya. Silahkan cari di sumber-sumber terpercaya lainnya.

MENYIKAPI RAMADHAN
Banyak hal-hal positif yang dapat kita lakukan di bulan Ramadhan. Namun di sisi lain banyak juga hal-hal negatif yang bisa dilakukan. Semua itu tergantung keinginan dan kesadaran masing-masing.

Sebagai orang bijak, sadar dan mengerti kita harus dapat memanfaatkan nilai glamour dari bulan Ramadhan ini. Karena bulan ramadhan hanya mau berjumpa kita satu tahun sekali. Jika lewat tak mungkin bisa kembali.

Secara umum, kegiatan positif Ramadhan, dalam kita kategorisasi menjadi dua bagian. Pertama kegiatan 'Vertikal' dan kedua kegiatan 'Horizontal'.

Kegitan Vertikal ini berkaitan dengan hubungan langsung Tuhan kita, Allah Swt. Banyak amalan yang dapat kita lakukan, seperti memperbanyak membaca al-Qur'an, memperbanyak dzikir, sholat tarawih dan sebagainya.

Kegiatan horizontal berkaitan dengan hubungan langsung dengan makhluk -namun secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan Allah Swt. Hal ini diantaranya berbagi makanan, sedekah, saling tolong-menolong dan sebagainya.

Intinya Ramadhan itu mahal.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paham al-Sharfah

Paham al-Sharfah Oleh: Yudi Setiadi [1] Al-Sharfah terambil dari kata  صرف ( Sharafa ) yang berarti ‘memalingkan’; dalam arti Allah Swt. memalingkan manusia dari upaya membuat semacam al-Qur’an, sehingga seandainya tidak dipalingkan, maka manusia akan mampu. Dengan kata lain, kemukjizatan al-Qur’an lahir dari faktor ekternal, bukan dari al-Qura’an sendiri. [2]             Ada sebagian pemikir yang mengakui ketidakmampuan manusia menyusun semacam al-Qur’an. Menurut mereka, ini bukan disebabkan oleh keistimewaan al-Qur’an, tetapi lebih disebabkan adanya campur tangan Allah Swt. dalam menghalangi manusia membuat semacam al-Qur’an. Paham ini menamai mukjizat al-Qur’an dengan Mukjizat al-Sharfah . [3] Menurut pandangan orang yang menganut al-Sharfah, Cara Allah Swt. memalingkan manusia ada dua macam. Pertama , mengatakan bahwa semangat mereka untuk menantang dilemahkan Allah Swt. Kedua , menyatakan bahwa cara Allah Swt. memalingkan adalah dengan cara mencabut pengetahuan dan ra

منظومة البيقونية (Manzumat al-Baiquniyah) matan dan terjemahan

أَبْـدَأُ بِالحَمْـدِ مُـصَلِّياً علـى * مُحَمَّــدٍ خَيْرِ نَبيِّ أُرْسِلا Aku memulai dengan memuji Allah dan bershalawat atas Muhammad, nabi terbaik yang diutus وَذي مـنْ أقسـامِ الحَديثِ عِدَّهْ * وَكُـلُّ وَاحِـدٍ أَتَى وَعَـدَّهْ Inilah berbagai macam pembagian hadits.. Setiap bagian akan datang penjelasannya أَوَّلُهَا الصَّحِيحُ وَهُـوَ مَا اتَّصَـلّْ* إسْنَادُهُ وَلَمْ يَشُـذَّ أَوْ يُعَـلّْ Pertama hadits shahih yaitu yang bersambung sanad nya, tidak mengandung syadz dan ‘illat يَرْويهِ عَدْلٌ ضَـابِطٌ عَنْ مِثْلِـهِ  * مُعْتَمَـدٌ فِي ضَبْطِهِ وَنَقْلِـهِ Perawi nya ‘adil dan dhabith yang meriwayatkan dari yang semisalnya (‘adil dan dhabith juga) yang dapat dipercaya ke-dhabith-an dan periwayatan nya وَالحَسَنُ المَعْروفُ طُرْقـاً وَغدَتْ * رِجَالَهُ لا كَالصَّحِيحِ اشْتَهَرَتْ (Kedua) Hadits Hasan yaitu yang jalur periwayatannya ma’ruf.. akan tetapi perawinya tidak semasyhur hadits shahih وَكُلُّ مَا عَنْ رُتْبَةِ الحُسْنِ قَصُـرْ * فَهُوَ

Filsafat Parmenides

Filsafat Parmenides Oleh: Yudi Setiadi [1] Biografi Parmenides Parmenides   adalah seorang   filsuf   dari   Mazhab Elea .   Arti nama Parmenides adalah "Terus Stabil", atau "Penampilan yang stabil". Di dalam Mazhab Elea, Parmenides merupakan tokoh yang paling terkenal. [2] Parmenides dilahirkan di kota Elea, Italia Selatan. Ia lahir sekitar tahun 540 SM. [3] Sumber lain mengatakan bahwa ia lahir sekitar tahun 450 SM. [4] Dalam kota tempat lahirnya ia dikenal sebagai orang besar. Ia ahli politik dan pernah memangku jabatan pemerintahan. Tetapi bukan karena itu namanya dikenal. Ia dikenal oleh orang banyak sebagai ahli pikir yang melebihi siapapun juga pada masanya. [5] Parmenides merupakan logikawan pertama dalam pengertian modern. Sistmnya secara keseluruhan disandarkan pada deduksi logis, tidak seperti Heraclitus, misalnya, yang menggunakan intuisi. Menurut penuturan Plato, pada usia 65 tahun ia bersama Zeno berkunjung ke Athena untuk berdialog deng